Senin, 20 Februari 2012

Hakikat Hati Seseorang.


Hakikat Hati seseorang biasanya berkata seperti ini

Akhirnya baru kusadari semua ini.

Baru kusadari betapa mereka itu mencintai ku
Baru kusadari betapa mereka memperhatikanku
Baru kusadari betapa mereka menyayangi aku
Dan baru kusadari betapa pentingnya diriku ini bagi mereka.

Dahulu dikala mereka mencitai ku aku merasa itu adalah palsu.
aku merasa kalau perhatianku kepada mereka itu jauh lebih besar dari pada perhatian mereka kepadaku
aku tidak tulus menyangi mereka seperti saudaraku sendiri,
dan baru juga kusadari bahwa dulu tidak pernah mengagap mereka PENTING dalam hidup ku.

Sadarkah kau kawan banyak sekali orang yang mencintai ku, yang sering memperhatikanku dan tulus menyayangiku, tapi sayang diriku ini tidak pernah sadar akan hal tersebut.
 ....... ................ ............... .............. ...............

maaf gak dilajutin tapi kayaknya teman-teman sekalian sudah pasti tau kelanjutan kata-kata tersebut
intinya kenapa terkadang kita tidak pernah sadar dan peka terhadap semua itu ?

"Boleh jadi kita tidak pernah tau itu karena banyaknya dosa di hati kita yang sering kita perbuat"

gak percaya ? contohnya
Seseroang yang tiap harinya sering mencuri tidak akan pernah merasakan kegelisahan Hati akan Hukuman dan hujatan dari banyak orang, jangankan Hukuman manusia, orang yang seperti itu juga tidak akan peka dan Takut akan AZAB Allah.

loh kok bisa ?
Iya bisa, karena Hatinya telah terkotori oleh dosa-dosanya sendiri sehingga Cahaya-cahaya kebaiakan dari Allah tidak mampuh lagi menbusnya.

Dalilnya ?
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.” (QS. Al Muthoffifin: 14)
Makna ayat di atas diterangkan dalam hadits berikut.

Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.”[1]

Al Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Yang dimaksudkan dalam ayat tersebut adalah dosa di atas tumpukan dosa sehingga bisa membuat hati itu gelap dan lama kelamaan pun mati.” Demikian pula yang dikatakan oleh Mujahid, Qotadah, Ibnu Zaid dan selainnya.[2]

Mujahid rahimahullah mengatakan, “Hati itu seperti telapak tangan. Awalnya ia dalam keadaan terbuka dan jika berbuat dosa, maka telapak tangan tersebut akan tergenggam. Jika berbuat dosa, maka jari-jemari perlahan-lahan akan menutup telapak tangan tersebut. Jika ia berbuat dosa lagi, maka jari lainnya akan menutup telapak tangan tadi. Akhirnya seluruh telapak tangan tadi tertutupi oleh jari-jemari.”[3]

Dan yang pastinya
Kita tidak pernah tau seperti apa Rasa Cinta mereka diungkapkan kepada kita
Kita tidak pernah tau seperti apa Cara mereka meberi perhatian kepada kita
Dan kita tidak pernah tau seperti apa Ketulusan dan pentingnya kita buat mereka.

Kita hanya bisa menerima, merasakan dan mebalas semua itu dengan Keihlasan kita dan Hanya Karena ALLAH semata bukan karena yang lain.
Semoga dapat bermanfaat.
Wallahu a’lam bi shawab. 
By : "Deni Febrian (Muhammad Al-Karim) "Sang Mujahid Allah untuk Dunia" 
==========================================================


Jika ada salah penulisan Hadist maupun Dalil harap segera konfirmasi, agar artikel ini dapat benar-benar  bermafaat.

[1] HR. At Tirmidzi no. 3334, Ibnu Majah no. 4244, Ibnu Hibban (7/27) dan Ahmad (2/297). At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan.

[2] Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, Ibnu Katsir, Muassasah Al Qurthubah, 14/268.

[3] Fathul Qodir, Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 7/442.
Sumber Hadist dan Dallil  Diambil  dari Blog :http://alistiba.blogspot.com/2011/11/maksiat-menggelapkan-hati_6781.html

3 komentar: