Selasa, 06 Maret 2012

Pengalaman dengan si "Mbah"

Ini adalah pengalaman pribadi dengan seorang
 "Mbah penjual nasi Uduk"

Awal cerita 
Suatu hari saya makan di sebuah warung langganan saya, nama warungnya "SiMbah", kenapa warunganya namanya SiMbah ?
Yup... benar karena yang menjaga adalah seorang Mbah yang sudah cukup berumur, hehehe,
Singkat cerita setelah saya selesai makan saya pun membayar makan tersebut, harga Nasi Uduknya itu adalah Rp3.500;
Kalau tidak salah sewaktu itu saya berikan uang Rp 5.000; setelah iya terima si mbah mencari uang kecil untuk kembaliannya, tapi ternyata si Mbah gak punya uang kecil, lalu saya bilang.
"Ya udah mbah, kalau gitu kembaliannya nanti aja sewaktu saya makan lagi ya"
Karena gak mau buat saya kecewa si Mbah bilang (Kalau tidak salah)
"Oh iya Mas, nanti sewaktu mas'e makan di sini nanti tak ingeti"
saya jawab
"Hehehe, ya gak apa-apa bu'e nanti kalau saya lupa ya udah gak apa-apa"
mbah jawab lagi
"Nggak kok Mas, nanti saya ingeti, tenang aja mbah Inget kok".
setelah itu saya pun berlalu dari warung siMbah.

Lanjut ke hari-hari berikutnya
Biasanya orang tua itu cepat sekali lupanya (Pikun) itu biasanya tapi tidak dengan mbah yang satu ini,
Saya ingat sekali waktu itu kejadiannya saya sedang makan Nasi uduk di warung si Mbah, belum habis satu piring, saya teringat kalau hari saya lagi gak punya uang, waduh. sadar akan hal itu akhirnya saya minta izin sama si mbah untuk "enBON" alisa "Ngutang".

Singkat cerita setelah lewat beberapa hari, pas kebetulan saya lagi ada uang saya makan lagi di warung mbah itu, setelah saya selesai makan tiba-tiba mbah itu menegur saya .
Saya kira si mbah mau ngomong
"Mas Mbah waktu itu masih punya utang sama Mas'e 3.500, inget Orak ?"
tapi ternyata gak kayak gitu kenyatannya
"Mas, kemarean mas'e ada hutang sama si mbah kan ?"
Saya terkejut, karena waktu itu posisi saya sedang lupa, terus saya bilang
"Iya tha mbah ?, maaf mbah kayanknya saya lupa"
Mbah bales
"Iya kok mas, waktu itu mas punya utang kok, yang waktu itu ehm... yang waktu mas habis makan eh, ternyata gak bawak uang"
Saya coba ingat-ingat, eh iya juga ya, setelah saya ingat akhirnya saya pun membayar Hutang-hutang saya kemarin.


Dari kisah saya dengan si mbah ini akhirnya saya pun kembali merenung, dan sadar, akan satu hal,
benar juga kata pepatah, 1000 sifat baik seseorang akan sirna dengan 1 sifat buruknya.
Seberapa pun kebaikan kita kepada orang lain akan sirna dengan sebuah 1 kejahatan yang kita lakukan kepada mereka.

Hehehe, sadar atau tidak sadar terutuk para teman-teman ku sekalian saya mengajak kalian untuk sedikit belajar dari kisah saya di atas, coba bayangkan saja kalau Mbah-mbah yang berumur saja masih mampuh untuk mengingat sebuah hutang yang di mana kita sendiri yang masih muda ini bisa lupa.
Hehehe ibaratkan kehidupan, ya... seperti itulah kehidupa dunia,
"Banyak orang yang sering akan melupakan jasa-jasa baik saudaranya
dan Banyak orang yang sering dan mudah mencari keburukan saudara-saudarnya"

Semoga saja kita menjadi seseorang manusia yang
"Selalu ingat jasa baik sudara kita, dan selalu lupa deangan keburukan saudara kita kalau pun teringat akan keburukan mereka cukup kita jadikan pelajaran untuk kita".
Semoga bermafaat.

Wallahu a’lam bi shawab. 
By : "Deni Febrian (Muhammad Al-Karim) "Sang Mujahid Allah untuk Dunia"