Allhamdulilah hari ini saya belajar sesuatu, sesuatu hal yang baru dari seorang anak Kecil.
Namanya Tina Adik TPA yang ku ajar.
Sepintas kita berfikir bahwa kayaknya cukup gak masuk akal, gak masuk akal kenapa ? ya itu tadi seharusnya kan saya yang beri sebuah pelajaran baru ke dia, tapi ini malah kebalikan malah saya yang diajarinya secara tidak langsung, hehehehe.
Singkat cerita pada hari Sabtu malam Minggu (07042012) seperti biasa setelah sholat mahgrib saya bergegas untuk langsung mengajar adik-adik TPA ku.
Sampai disana sungguh sangat bahagia rasanya, percaya atau tidak percaya
Hati yang gundah karena urusan Dunia menjadi tenang ketika melihat mereka
Hati yang usang tak terurus karena selalu mengurusi pekerjaan dan uang menjadi jernih ketika ku duduk dan kusayangi mereka
dan Hati yang sempat lupa akan surga ini menjadi teringat lagi bahwa sungguh aku ingin masuk surga bersama mereka, orang-orang yang kucintai karena Allah.
Namanya Tina Adik TPA yang ku ajar.
Sepintas kita berfikir bahwa kayaknya cukup gak masuk akal, gak masuk akal kenapa ? ya itu tadi seharusnya kan saya yang beri sebuah pelajaran baru ke dia, tapi ini malah kebalikan malah saya yang diajarinya secara tidak langsung, hehehehe.
Singkat cerita pada hari Sabtu malam Minggu (07042012) seperti biasa setelah sholat mahgrib saya bergegas untuk langsung mengajar adik-adik TPA ku.
Sampai disana sungguh sangat bahagia rasanya, percaya atau tidak percaya
Hati yang gundah karena urusan Dunia menjadi tenang ketika melihat mereka
Hati yang usang tak terurus karena selalu mengurusi pekerjaan dan uang menjadi jernih ketika ku duduk dan kusayangi mereka
dan Hati yang sempat lupa akan surga ini menjadi teringat lagi bahwa sungguh aku ingin masuk surga bersama mereka, orang-orang yang kucintai karena Allah.
Heheheh…
Singkat ceritanya lagi setelah waktu Sholat isha berlalu kegiatan mengajar di TPA berakhir, karena kebetulan saya lagi gak bawa motor akhirnya saya pulang bersama adik-adik TPA ku yang pas kebetulan sekali yang bersama saya itu namanya Tina dan Ami, si Tina baru kelas 5 SD dan si Ami baru kelas 2 SD.
setelah berjalan dan berbincang-bincang dengan mereka tepat di samping pertigaan jalan mau kemasjid saya melihat seorang Tuna netra (Orang Buta) yang hendak mau berjalan ketempat kumpulan orang tuna Netra, di situ saya sempat berfikir ingin saya bantu tapi karena saya fikir kayaknya itu adalah sebuah kegiatan rutin dan sering maka saya putuskan untuk membiarkan si Tuna Netra itu berjalan sendiri, nah… di sinilah mungkin Allah mencoba memberi kan saya sebuah pelajaran baru tetang menolong.
Tiba-tiba ku lihat langkah kaki Tina berhenti sebentar dan memelankan langkah kaki selajutnya, karena saya penasaran akhirnya saya Tanya ke Tina
“Dek … kok pelan kenapa ?”
Tina hanya menjawab dengan senyumnya, dan sembari kulihat senyumnya kulihat juga ada sebuah tangan yang ia pengan dan gandeng layaknya gandengan tangan seorang anak ke seorang ayah.
Tiba-tiba Hati ku tersentak dan malu, sungguh-sungguh malu dengan adik ku yang satu ini, ternyata tangan yang ia rangkul adalah tangan si Tuna Netra itu.
Lalu karena saya heran kok bisa anak kecil baik bener kayak Tina
“Dek.. itu siapa ?”
“Oh ini teman bapak kak yang biasa ngumpul sama teman-temannya di gang Semangka “(Kurang lebih seperti itu jawabnya)
Tiba-tiba bapak Tuna Netra itu langsung ikut berbicara
“Iya ni sering lo anak ini ngater saya” (Kurang lebih seperti itu jawabnya)
setelah mendengar jawaban bapak tadi sempat menciutkan hati saya dan bertambah kangum lah saya kepada adik saya ini.
Betapa tidak kagumnya saya, coba kita bayangkan sudah berapa lama dan berapa kali Tina lewat di jalan itu dan sudah berapa kali juga Tina mengandeng tangan Bapak itu .
Singkat ceritanya lagi setelah waktu Sholat isha berlalu kegiatan mengajar di TPA berakhir, karena kebetulan saya lagi gak bawa motor akhirnya saya pulang bersama adik-adik TPA ku yang pas kebetulan sekali yang bersama saya itu namanya Tina dan Ami, si Tina baru kelas 5 SD dan si Ami baru kelas 2 SD.
setelah berjalan dan berbincang-bincang dengan mereka tepat di samping pertigaan jalan mau kemasjid saya melihat seorang Tuna netra (Orang Buta) yang hendak mau berjalan ketempat kumpulan orang tuna Netra, di situ saya sempat berfikir ingin saya bantu tapi karena saya fikir kayaknya itu adalah sebuah kegiatan rutin dan sering maka saya putuskan untuk membiarkan si Tuna Netra itu berjalan sendiri, nah… di sinilah mungkin Allah mencoba memberi kan saya sebuah pelajaran baru tetang menolong.
Tiba-tiba ku lihat langkah kaki Tina berhenti sebentar dan memelankan langkah kaki selajutnya, karena saya penasaran akhirnya saya Tanya ke Tina
“Dek … kok pelan kenapa ?”
Tina hanya menjawab dengan senyumnya, dan sembari kulihat senyumnya kulihat juga ada sebuah tangan yang ia pengan dan gandeng layaknya gandengan tangan seorang anak ke seorang ayah.
Tiba-tiba Hati ku tersentak dan malu, sungguh-sungguh malu dengan adik ku yang satu ini, ternyata tangan yang ia rangkul adalah tangan si Tuna Netra itu.
Lalu karena saya heran kok bisa anak kecil baik bener kayak Tina
“Dek.. itu siapa ?”
“Oh ini teman bapak kak yang biasa ngumpul sama teman-temannya di gang Semangka “(Kurang lebih seperti itu jawabnya)
Tiba-tiba bapak Tuna Netra itu langsung ikut berbicara
“Iya ni sering lo anak ini ngater saya” (Kurang lebih seperti itu jawabnya)
setelah mendengar jawaban bapak tadi sempat menciutkan hati saya dan bertambah kangum lah saya kepada adik saya ini.
Betapa tidak kagumnya saya, coba kita bayangkan sudah berapa lama dan berapa kali Tina lewat di jalan itu dan sudah berapa kali juga Tina mengandeng tangan Bapak itu .
SubhanAllah dan betapa banyak amalnya selama ini, masya Allah boleh jadi amalanya itu sudah melebihi semua amalan-amalan yang pernah saya lakukan, ya Allah malu hamba.
Lalu sambil ku elus kepalanya dan tersenyum kukatakan kepadanya
“Kakak sangat bangga dengan kamu Dek, hehehe”
Lalu sambil ku elus kepalanya dan tersenyum kukatakan kepadanya
“Kakak sangat bangga dengan kamu Dek, hehehe”
singkat cerita malam hari itu saya mendapatkan sebuah pelajaran Baru yaitu
“Tuluslah dalam menolong jangan kita ragu dan bimbang dalam menolong, pataskanlah diri kita ini mejadi seorang yang harus selalu menolong orang lain, dan bila nanti ketika kita sudah mencoba menolong dan ia sedang tak butuh pertolongan kita itu dah perkala lain, yang jelas belomba-lombalah dalam kebaikan dalam mencari Ridho Allah dan dalam mengejar Surga Allah” (Deni Febrian)
Wallahu a’lam bi shawab.
Ya itu dia tadi sebuah cerita singkat pengalaman ku dengan adikku Tina, semoga dapat memberi inspirasi, sekali terima kasih ya Allah engkau telah memberi pelajaran yang berharga ini.
By Muhammad Al-Karim “Sang Mujahid Allah untuk dunia” (08042012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar